sebutkan latar dan sudut pandang dari hikayat tikus dan kucing hutan

Hikayat Tikus dan Kucing Hutan

1.    Ringkasan Hikayat 

            Raja Dabsyalim bercerita tentang perumpamaan seseorang yang dikelilingi musuhnya, tetapi berkat kecerdikannya, ia dapat mengikat damai dengan seorang diantara musuhnya. Yang akhirnya ia terlepas dari bahaya.

            Raja Dabsyalim menceritakan kisah seseorang tersebut ibarat cerita tikus dan kucing hutan. Saat tikus dikelilingi musuhnya seekor musang, burung hantu dan kucing hutan. Seketika itu juga kucing hutan terperangkap dalam jeratan pemburu yang memasang jebakan.

            Tikus dan kucing hutan berbincang-bincang dengan membicarakan perjanjian diantara mereka. Kemudian mereka sepakat dan tikus pun mulai menggigit jaring perangkap yang menangkap kucing hutan itu. Lalu karena melihat kejadian tersebut musang dan burung hantu menghindari tempat itu.

            Tikus menyadari bahwa musuhnya sudah pergi. Lalu tikus mulai melambatkan gigitannya. Ketika pemburu itu datang, kaburlah si tikus meninggalkan kucing hutan. Karena kucing hutan tersebut panik, cepat-cepatlah ia keluar dari jaringnya.

            Kucing memberi tahukan kepada tikus bahwa apabila telah menyepakati sesuatu, hendaknya sepakati hingga tuntas. Jangan mengambil untung untuk diri sendiri.


1.    Siapakah tokoh/pelaku utama dalam hikayat tersebut dan tulis watak masing-masing tokoh?

Tikus, Tikus berwatak cerdik dan pengingkar janji sedangkan kucing hutan berwatak baik, menepati janji dan sabar.


2.    Tuliskan tema hikayat!

Pengkhianatan


3.    Apa pesan moral/amanat yang terdapat dalam hikayat?

Setidaknya kita yang telah membuat perjanjian dengan orang lain hendaknya menepati janji tersebut.

Jangan mudah percaya dengan orang lain.

Jangan langsung mengambil keputusan.


4.    Alur apa yang digunakan hikayat? Jelaskan.

Mundur karena disaat pertama di dunia nyata lalu dihubungkan ke masa lalu.


5.    Dimana terjadi peristiwa, kapankah, dan dalam suasana bagaimanakah peristiwa yang terjadi dalam hikayat itu?


Di hutan, suatu hari dan mendesak