Sejarah

Pertanyaan

sebutkan 4 bukti munculnya agama islam di pulau jawa

2 Jawaban

  • 1.    Makam

    Bukti sejarah yang paling faktual barankali adalah ditemukannya batu nisan kubur Fatamah binti Maemun di Leran gersik yang berangka tahun 475 H (1082 M): Moqoutte seperti dikutip sartono kartdojo mengatakan bahwa batu nisan itu mungkin merupakan bukti yang kongkrit bagi kedatangan islamdi Jawa.[2]

    Pada nisan makam itu tercantum prasaati behuruf dan berbahas arab, yang menyatakan bahwa makam itu adalah kuburan Fatimah binti maimun bin Habatallah yang meninggal pada tanggal 7 rajab 475 H bertepatan dengan tanggal 1 desember 1082 M, ytang berarti masih pada zaman Kediri (1042-1222).[3] Dikampung gapuro kota gersik juga terdapat makam kuno, yaitu kubur Malik Ibrahim yang meninggal tanggal 12 robiul awal 822 H. Bertepatan tanggal 8 april 1419.[4]Sementara itu, Ricklefs dalam urainnya mengatakan bahwa serangkain batu nisan yang sangat penting ditemukan di kuburan-kuburan di Jawa timur yaitu di Truwullan dan Troloyo, didekat situs majapahit yang besifat hindu-Budha. Batu-batu itu menunjukan makam orang muslim, tetapi lebih banyak menggunakan angka tahun saka India dengan angka-angka jawa kuno pada batu-batu nisan itu menunjukan bahwa hampir dapat dipastikan

    Kalau makam-makam itu merupakan tempat penguburan orang-orang msulim jawa, dan bukan merupakan kuburan orang asing. Batu nisan yang pertama ditemukan di Triwulan memuat angka tahun saka 1290 (1368-1369 M) di troloyo ada beberapa batu nisan yang angka tahunnya berkisar antar 1298 saka sampai 1533 saka. Batu-batu itu memuat kutipan-kutipan dari Al-Qur’an dan formula-formula yang salih. Berdasarkan rumitnya hiasan yang terdapat pada beberapa batu nisan dan lokasinya yang dekat dengan situs ibu kota Majapahit, maka dinamis seperti kutipan Ricklefs menarik kesimpulan bahwa batu-batu nisan itu mungkin menandai kuburan-kuburan orang jawa yang terhormat, bahkan ada kemungkinan anggota keluarga raja.

    2.    Masjid

    Sumber sejarah dalam bentuk arkeologi yang berupa bangunan masjid juga banyak ditemukan di Jawa. Berdirinya sebuah masjid di suatu wilayah akan memberikan petunjuk adanya komunitas muslim  di wilayah tersebut. Masjid menjadi tempat utama tidak saja dalam beribadah kepada Tuhan, tetapi lebih dari itu msjid dikalangan umat islam berfungsi sebagai Islamic Center. Hal yang sama fungsi itu juga tampak pada masjid-masjid yang didirikan oleh Rasulullah. Untuk menyebut masjid-masjid di Jawa yang awal memang membutuhkan penelitian tersendiri (mungkin masjid Demak bisa menjadi contoh). Namun, kalau kita lihat dari corak arsiteknya, masjid-masjid dijawa pada garis besarnya beratap tumpang, berdenah persgi, berukuran relatif besar, terdiri atas ruang utama, pawatren- serambi,mempunyai ruang mihrab, ada tempat mengambil air wudhu, ada kolam didepan serambi, dan mempunyai pagar keliling. Selai itu, didalam bangunan mesjid terdapat beberapa kelengkapan tergantung pada jenis masjidnya. Antara lain: mimbar maqsuro, bedug, kentongan. Tentang menara, masjid kuno dijawa kebanyakan justru tidak memilikinya. Masjid-masjid kuno di jawa tidak banyak mempunyai ornamentasi, kecuali pada mimbarnya.[5]

    Lebih jauh, G.F. Pijper menjelaskan bahwa ciri khs masjid si Jawa (masa kemudian munculnya kekuasaan politik islam) ialah dibangun di sebelah barat alun-alun, saebuah lapangan persegi yang di tanami rumput, dan terdapat hampir di semua kota kabupaten dan kecamatan.

    3.    Ragam Hias

    Dengan diterimanya ajaran islam sebagai penutup agama yang baru di Jawa, lahirlah beberapa ragam hias baru, yaitu kaligrafi, dan stiliran. Epitaph pada beberapa nisan kubur Troloyo menunjukan adanya kesalahan-kesalahan penulisan tanda vokal, bentuk huruf arab yang tidak mengalir dengan luwes. Prasati huruf arab pada makam fatimah binti maemun yang jauh lebih tua justru menampakan segi keindahannya. Dan dapat digolongkan ke dalam huruf arab gaya kufi. Namun prasasti dengan angka-angka jawa Kuno pada nisan-nisan troloyo tampak luwes, tidak kaku.

    Selain munculnya ornamentasi dengan menggunakan huruf-huruf arab, munculnya pula ragam hias baru, yaitu stiliran penggayaan terhadap ragam hias binatang. Dalam ragam hias baru ini binatang sebagai motif utama digayakan dengan menggunakan ragam hias tumbuhan sedenmikian rupa sehingga seringkali untuk mengidentifikasinya harus dilakukan pengamatan secara cermat. Contoh-contoh yang bagus ditampilkan antara lain pada sebagian panil relif di mantingan gapura B di Sendangduwur.

    4.    Tata Kota

    Dalam masa islam, di Jawa muncul kota-kota baru di Wilayah pantai an pedalaman seperti Demak, irebon, Banten, Pajang, Dan Kota Gedhe. Kota-kotaitu ada yang masih hidup terus, dan ada pula yang sudah mati hampir tidak berekas lagi. Akan tetapi, dari data arkeologi yang terkumpul dapat diketahui komponen utama kota-kota tersebut, yaitu keraton, alun-alun, masjid agung, pasar, pemukiman penduduk, pemakaman, serta sarana pertahanan keamanan.

  • 1.    Makam
    2.    Masjid3.    Ragam Hias4.    Tata Kotamaaf kalo salah



Pertanyaan Lainnya